cover
Contact Name
pramesti
Contact Email
fadesti@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
fadesti@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa
ISSN : 20870795     EISSN : 26220652     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
The main focus of this journal is to promote global discussion forums and interdisciplinary exchanges among academics, practitioners and researchers of visual arts and visual culture. Series will encourage practice and research innovation that focuses on visual arts and visual culture, contributing to a better understanding of the highly dynamic development of dynamic theories, practices and discourses of visual art and visual culture.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 2 (2020)" : 7 Documents clear
STUDI PENCIPTAAN KARYA SENI INSTALASI “MARI KITA…!” Satriana Didiek Isnanta; Much. Sofwan Zarkasi; Asmro Nurhadi Panindias
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/brikolase.v12i2.3422

Abstract

ABSTRACTThis article is the result of a study on the creation of installation art based on local wisdom with the source of the idea of creating the Loro Blonyo statue. Loro blonyo is a pair of wooden statues consisting of a statue of a woman accompanied by a man wearing a traditional Javanese wedding dress in a basahan style in a sitting position. Broadly speaking, the meaning of the Loro Blonyo statue for the Javanese community is the unity of a couple as a reflection of the harmony and unity of Javanese thoughts. The meaning of the loro blonyo statue is then analyzed, elaborated, and reinterpreted.The research method used is Dharsono's Artistik Creation (2016), namely: research with an ethical approach and research with an emic approach, exploration, experimentation, and formation. The results of the research were concluded and became the basis for the concept of installation art with the visual form of local culture as a strengthening of cultural identity. Keywords: installation art, art experimentation, loro blonyo, cultural identity.  ABSTRAKArtikel ini merupakan hasil studi penciptaan karya seni instalasi berbasis kearifan lokal dengan sumber ide penciptaan patung Loro Blonyo. Loro blonyo adalah sepasang patung dari bahan kayu yang terdiri atas patung perempuan dan didampingi seorang laki-laki dengan menggunakan busana perkawinan adat Jawa gaya basahan dalam posisi duduk. Secara luas, makna patung Loro Blonyo  bagi masyarakat Jawa adalah kesatuan pasangan sebagai refleksi pikiran Jawa yang harmoni dan manunggal. Makna patung loro blonyo tersebut kemudian dianalisis, dielaborasi dan ditafsir ulang.Metode penelitian menggunakan Kreasi Artisik  Dharsono (2016), yaitu : riset dengan pendekatan etik dan riset dengan pendekatan emik, eksplorasi, eksperimentasi dan pembentukan. Hasil riset tersebut disimpulkan dan menjadi dasar konsep karya seni instalasi dengan wujud visual budaya lokal sebagai penguatan identitas kultural. Kata kunci: Seni instalasi, eksperimentasi seni, loro blonyo, identitas kultural.
APLIKASI TEKNIK HAPA ZOME PADA PAKAIAN SEBAGAI BAGIAN KAMPANYE GO GREEN sarwono - -; Tiwi Bina Affanti; ratna endah santoso; adji Isworo Josef
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/brikolase.v12i2.3294

Abstract

The purpose this training activities is to provide skills for neglected and drop-out children at PPSA Taruna Yodha Sukoharjo in making clothing decorations with hapa zome techniques and marketplace marketing. Currently, there is an eco fashion trend in society. Clothes with hapa zome decorative techniques are considered unique but not many have made them. Hapa zome material can easily be obtained from plants in the environment which is usually as weeds. The activities carried out by the method of lectures, tutorials, practice and product evaluation. The activity ran smoothly, the atmosphere was fun and the participant’s interest in participating in the training was very high. The participants seemed able to develop various models of natural decoration on clothes and mix them with embroidery techniques. This training has the impact of increasing the participant's ability to make clothing decorations with the hapa zome technique and to understand several marketplace marketing techniques. The product was produced as part of the go green campaign and it predicted have a good market.  Key words: go green. hapa zome, Taruna Yodha,
PEMANFAATAN LIMBAH KAIN BATIK UNTUK DIVERSIFIKASI PRODUK UMKM KERAJINAN BLANGKON Nadia Sigi Prameswari; Mulyanto Mulyanto; Arif Fiyanto; Pratama Bayu Widagdo
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/brikolase.v12i2.3233

Abstract

Eksistensi UMKM semakin mengkhawatirkan ditengah pesatnya pasar global. Salah satu UMKM yang masih produktif adalah UMKM kerajinan blangkon di Potrojayan, Surakarta. Studi ini bertujuan untuk mengembangkan limbah hasil dari kerajinan blangkon untuk dilakukan daur ulang guna menghasilkan produk masker yang bernilai ekonomi dan sangat dibutuhkan di era pandemi saat ini. Penelitian merupakan penelitian eksploratif. Teknik pengumpulan dilakukan melalui observasi dan wawancara. Tahap pertama, peneliti melakukan observasi dan wawancara terhadap identifikasi hasil limbah kain dan identifikasi kondisi tempat kerja perajin blangkon di Potrojayan, Surakarta. Responden yang dipilih berdasarkan kriteria yaitu sudah memiliki pengalaman kerja minimal 10 tahun sebagai perajin blangkon. Tahap kedua, peneliti membuat rancangan dan pembuatan produk masker hasil limbah kain batik. Draft atau konsep rancangan masker dibuat dengan ukuran panjang mencapai 17 cm dengan lebar 10 cm. Tali pengikatnya dibuat menjadi dua jenis tali, berupa earloop dan headloop. Tali earloop didesain dengan ukuran panjang 35 cm, sedangkan tali headloop didesain dengan ukuran panjang tali konektor 10 cm dan tali tunggal headloop dengan panjang 15 cm. Peneliti memutuskan untuk mengembangkan desain headloop karena sesuai dengan kebutuhan pengguna, dapat digunakan di telinga maupun dapat digunakan dengan cara diikat bagi pengguna berhijab.
RELIEF CANDI KIDAL SEBAGAI IDE PENCIPTAAN MOTIF BATIK SRI WEDHATAMA Femi Eka Rahmawati; Nur Iksan; Ahmad Syarifuddin Rohman
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/brikolase.v12i2.3238

Abstract

Kota Malang merupakan salah satu kota yang memiliki peninggalan sejarah terutama dari  situs-situs candi Kerajaan Singosari. Kerajaan Singosari merupakan salah satu kerajaan besar di nusantara yang sampai sekarang terdapat peninggalan sejarahnya, yaitu Candi Kidal. Keunikan candi ini adalah terdapat ornament yang tidak hanya sebagai ornament hias, namun terdapat ornament cerita yang mempunyai makna filosofis sangat tinggi. Salah satu perwujudan pelestarian ornament Candi Kidal yakni dengan pembuatan batik. Batik merupakan salah satu kekayaan kebudayaan bangsa Indonesia yang sudah diakui dunia dan banyak digunakan dalam berbagai acara baik dari kalangan bawah, menengah dan kalangan atas ataupun acara kenegaraan.Penelitian ini bertujuan mendokumentasikan ornament hias atau relief dan merancang motif batik dari ornament-ornamnet hias Candi Kidal yang sesuai dengan makna untuk di sandang sebagai citra batik khas Malang Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan kombinasi penelitian desain, sehingga menghasilkan desain motif batik Sri Wedhatama. Nama batik Sri Wedhatama  merupakan perwakilan dari perlambangan baik pada ornament, sehingga diharapkan motif tersebut membuat penyandang mempunyai praba yang baik sesuai dengan motif batik yang disandangnya. 
RELASI TIMUR DAN BARAT DALAM KARYA TIGA SENIMAN YOGYAKARTA Kajian Poskolonial pada karya Nano Warsono, Utin Rini, dan Eddy Susanto M. Rain Rosidi
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/brikolase.v12i2.3421

Abstract

ABSTRACTThe traces of colonialism were not only exploitation, but also 'civilization'. The relationship between the master (colonizer) and the slave (the colonized), although not equal, did not mean without negotiation. For colonized nations, colonialism was both hated and longed for and admired, which in the Postcolonial concept is called 'ambivalence'. The postcolonial theory aims to carry out historical and psychological recovery, by decomposing the residues of colonization, dismantling past power relations, and initiating collaboration between the colonizers and the colonized. The postcolonial perspective is used to observe three pieces of art produced by Yogyakarta artists. Through these three works of art, discussion of the residues of colonialism, ambiguity, the power of knowledge, and collaboration can be discussed. Keyword: postcolonial, civilisation, ambivalence, residues, power-relation, collaboration ABSTRAKJejak kolonialisme bukan hanya eksploitasi, tapi juga ‘sivilisasi’ (pemeradaban).  Hubungan antara tuan (penjajah) dan budak (si terjajah) walau tidak setara tetapi bukan berarti tanpa negosiasi. Bagi bangsa terjajah kolonial itu dibenci sekaligus dirindukan dan dikagumi, yang dalam konsep Poskolonial disebut sebagai 'ambivalensi'. Teori Poskolonial bertujuan untuk melakukan pemulihan historis dan psikologis, dengan mengurai (decomposing) residu-residu kolonisasi, membongkar hubungan-hubungan kuasa di masa lalu, dan merintis terjadinya kolaborasi antara penjajah – terjajah. perspektif poskolonial digunakan untuk mengamati tiga buah karya seni yang diproduksi oleh seniman Yogyakarta. Melalui ketiga karya seni itu pembahasan mengenai residu kolonialisme, ambivelansi, kuasa pengetahuan, dan kolaborasi dapat dibicarakan. Kata kunci: poskolonial, sivilisasi, ambivalensi, residu, kuasa pengetahuan, kolaborasi.  
KAJIAN SENI LUKIS KARYA DJOKO PEKIK DENGAN TEMA PERISTIWA SEPTEMBER 1965 hapsari Fadlila; Nunuk Nur Shokiyah
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/brikolase.v12i2.3357

Abstract

Kajian Karya Seni Lukis Djoko Pekik dengan Tema Peristiwa September 1965, skripsi Hapsari Fadlila. Program Studi Seni Rupa Murni, Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta.            Skripsi ini meneliti tentang karya-karya Djoko Pekik dengan tema Peristiwa September 1965. Permasalahan yang akan di bahas adalah latar belakang penciptaan dan estetika karya seni lukis Djoko Pekik dengan tema Peristiwa September 1965.            Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan analisis interaktif dan interpretasi. Teori untuk membedah interpretasi tanda yang terdapat dalam lukisan menggunakan teori semiotika Charles S. Pierce yaitu klasifikasi tanda menurut obyek.            Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pada latar belakang penciptaan karya bertema Peristiwa September 1965, Djoko Pekik berusaha mengungkapkan pengalaman yang dirasakan ketika terjadinya peristiwa-peristiwa di bulan September 1965. Penelitian ini mengupas tiga karya Djoko Pekik yaitu Awal Bencana Di Lintang Kemukus 1965, Kali Berantas Bengawan Solo Luweng dan Sirkus Adu Badak. Karya-karya tersebut terdapat ikon, indek dan simbol merupakan visualisasi tentang kejadian yang dialami Djoko Pekik di tahun 1965. Dimulai dari kemunculan lintang kemukus, ketika Djoko Pekik menjadi tahanan dan awal memasuki Orde Baru.Kata kunci: Djoko Pekik, Seni Lukis, Peristiwa September 1965Study of Djoko Pekik Painting Artwork themed the September 1965 Incidents, Hapsari Fadlila's thesis. Pure Arts Study Program, Department of Fine Arts, Faculty of Art and Design, Indonesian Institute of the Arts Surakarta.            This thesis examines the Djoko Pekik’s works themed the September 1965 Incidents. The issues that will be discussed are the background of the creating and aesthetics of painting by Djoko Pekik themed the September 1965 Incidents.            The research method used is qualitative research with interactive and interpretation analysize. The theory for dissecting the interpretation of the signs which iscontained in the painting uses Charles S. Pierce's semiotic theory namely classification of signs according to objects.            The results of this research are that in the background of creating this work themed the September 1965 incident, Djoko Pekik tried to express the experiences which he felt during the incidents in September 1965. This research explores three Djoko Pekik’s works, namely Awal Bencana Di Lintang Kemukus 1965, Kali Berantas Bengawan Solo Luweng and Sirkus Adu Badak.The works contained icons, indexes and symbols which are a visualization about the incidents experienced by Djoko Pekik in 1965. Begins from lintang kemukus, when Djoko Pekik became a prisoner and early Orde Baru. Keywords : Djoko Pekik, Painting Arts, September 1965 Incidents
SHOWROOM SEBАGАI MEDIА KOMUNIKАSI VISUАL BRАND TENUN TROSO KАBUPАTEN JEPАRА Kukuh Dwi Wijаnаrko; Tristan Alfian
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/brikolase.v12i2.3549

Abstract

Brаnding Tenun Troso sаngаt penting, kаrenа kаin Troso sebаgаi tekstil yаng dаpаt mencerminkаn stаtus seseorаng dаlаm mаsyаrаkаt. Permаsаlаhаn utаmа kаin Troso аdаlаh selаin hаrgаnyа lebih mаhаl dаri kаin yаng lаin, promosi untuk membrаnding Troso jugа sаngаt kurаng. Secаrа umum tujuаn penelitiаn ini untuk mencаri jаwаbаn yаng sesuаi dengаn permаsаlаhаn utаmа yаitu konsep brаnding berbаsis industri kreаtif dаn strаtegi komunikаsi visuаl brаnd sehinggа memberi dаmpаk terhаdаp perkembаngаn Tenun Troso Jepаrа. Brаnding yаng telаh bаnyаk ditаmpilkаn melаlui showroom sebаgаi setrаtegi komunikаsi pаrа pengusаhа dihаrаpkаn dаpаt menаrik minаt wisаtаwаn untuk membeli tenun. Metode penelitiаn аdаlаh deskriptif yаitu untuk membuаt penjelаsаn secаrа аkurаt, sistemаtis dаn fаktuаl mengenаi fаktа-fаktа dаn sifаt populаsi аtаu lokаsi tertentu dаlаm аrti ini pаdа riset. Konsep brаnding tenun Troso pаdа аwаlnyа dijаlаnkаn pengusаhа melаlui Showroom аtаu tempаt untuk memаjаng аtаu melаkukаn displаy hаsil produksi.Sebаgiаn besаr pemаsаrаn dikirimkаn ke Bаli, Jаkаrtа, Yogyаkаrtа, Solo, dаn dаerаh-dаerаh di Luаr Jаwа seperti di Lаmpung, Sulаwesi, NTB, Flores, Pаpuа, dаn lаin-lаin. Prospek setelаh brаnding Tenun Troso terkenаl, dihаrаpkаn pengusаhа dаpаt memаsаrkаn lаngsung kepаdа pembeli tаnpа perаntаrа pihаk ke tigа.

Page 1 of 1 | Total Record : 7